Larutan Kimia Dasar
Nama Kelompok: Andreas Ludfy Ari M.
Piya
Ardhana Riza
Laurensius
N. P.
Pengertian Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri
dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan
disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven.
Sifat Dasar Larutan
Larutan bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya
dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya seragam
Pelarut adalah medium bagi zat terlarut yang dapat berperan
serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena
pengendapan atau penguapan. Dan uraian mengenai gejala ini memerlukan komposisi
larutan.dan
berdasarkan daya hantarnya larutan dibagi menjadi larutan
elektrolit
dan non elektrolit.
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
1. Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas
dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi
potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.
2. Endoterm, yaitu menyerap panas dari
lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi
potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Larutan pekat yaitu larutan yang
mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.
2. Larutan encer yaitu larutan yang relatif
lebih sedikit solute dibanding solvent. Dalam suatu larutan, pelarut dapat
berupa air dan tan air.
Larutan pekat relatif
Larutan pekat relatif mempunyai lebih banyak solute daripada
solven sedangkan larutan encer relative lebih srdikit solute
daripada solvennya
Jenis Larutan
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya
hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air),
seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat,
yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan
lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar
listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar:
O < alpha < 1.
O < alpha < 1.
Yang tergolong elektrolit lemah:
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena
zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
mengion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
– Larutan urea
– Larutan sukrosa
– Larutan glukosa
– Larutan alkohol dan lain-lain
– Larutan urea
– Larutan sukrosa
– Larutan glukosa
– Larutan alkohol dan lain-lain
Larutan Tak Jenuh
larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Larutan tak jenuh terjadi apabila
bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih
dapat larut).
Larutan Jenuh
Larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi
apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh
Larutan Sangat Jenuh
Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan
yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan
jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat
terlarut sehingga terjadi endapan.
Konsentrasi larutan
Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan banyaknya
bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat
dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk ukuran secara
kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat
(concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif
zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat
terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut
relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer digunakan untuk
membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan.
Dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan dinyatakan
dalam g/mL (sama seperti satuan untuk densitas). Namun, dalam perhitungan
stoikiometri satuan gram diganti dengan satuan mol sehingga diperoleh satuan
mol/L. Konsentrasi dalam mol/L atau mmol/mL dikenal dengan istilah molaritas
atau konsentrasi molar.
1. Persen massa, persen volum, dan persen massa/volum
Persen massa dan volum adalah cara paling sederhana untuk
menyatakan konsentras suatu larutan dengan membandingkan massa atau volum
masing-masing bagian. Cara lain untuk menytakan konsentrasi adalah persen
massa/volum. Contohnya, jikakita melarutkan 0,9 gram NaCl dalam 100 ml air,
maka kita menuliskannya larutan 0,9% NaCl. Persen mass/volum banyak digunakan
dalam bidang medi dn farmasi.
2. Bagian per juta, bagian per miliar, dan bagian per
triliun
Cara lain untuk menuliskan konsentrasi suatu larutan yang
konsentrasinya sangat kecil adalah dengan bagian perjuta, miliar, atau triliun.
Prinsip yang digunakan pada dasarnya adalah persen massa dengan konsentrasi
yang sangat kecil. Cara pernyataan konsentrasi seperti ini banyak digunakan
dalam ilmu lingkungan
3. Fraksi mol dan persen mol
Fraksi mol (i) merupakan perbandingan mol dari pelarut atau
zat terlarut nilai total fraksi mol zat terlarut dan pelarut haruslah sama
dengan 1
Persen mol merupakan nilai mol yang dikalikan 100%
4. Molaritas
Molaritas larutan didefinisikan sebagai jumlah mol suatu
solut (terlarut) dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan
dalam liter.
5. Molalitas
Molalitas larutan didefinisikan sebagai jumlah mol solut per
kilogram solven (pelarut).
Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat
empat sifat fisika yang penting yang besarnya bergantung pada banyaknya
partikel zat terlarut tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya.
Keempat sifat ini dikenal dengan sifat koligatif larutan. Menurut hukum sifat
koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan
dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya berbanding
langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut.
Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut
larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer.
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut
murninya. Pada larutan ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu
larutan melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari
pelarut murni.
PA= XA.P0A
PA = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A
dalam larutan.
XA = fraksi mol komponen A.
P0A = tekanan uap zat murni A.
Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah
menguap (tak-atsiri ataunonvolatile),
tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga
PA dapat dianggap sebagai tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.
Titik Didih Larutan
Titik
didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya menguap. Jika zat
terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut
lebih rendah), maka titik didih larutan menjadi lebih rendah dari titik didih
pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan turun.
Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih
larutan dari titik didih pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas
larutan.
Δtb = kb .
m
Δtb = kenaikan titik didih larutan.
kb = kenaikan titik didih molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.
Titik Beku Larutan
Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan menjadi lebih rendah dari titik beku pelarut murninya.
Hukum sifat koligatif untuk penurunan titik beku larutan
berlaku pada larutan dengan zat terlarut atsiri (volatile) maupun tak-atsiri
(nonvolatile). Berdasar hukum tersebut, penurunan titik beku larutan dari titik
beku pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.
Δtf = kf .
m
Δtf = penurunan titik beku larutan.
kf = penurunan titik beku molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.
Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran
semipermeabel dan masuk ke dalam larutan disebut osmose. Tekanan osmose larutan
adalah tekanan yang harus diberikan pada larutan untuk mencegah terjadinya
osmose (pada tekanan 1 atm) ke dalam larutan tersebut. Hampir mirip dengan
tekanan pada gas ideal, pada larutan ideal, besarnya tekanan osmose berbanding
lurus dengan konsentrasi zat terlarut.
π = M. R. T
π
= tekanan osmose (atm).
n = jumlah mol zat terlarut (mol).
R = tetapan gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K
T = suhu larutan (K).
V = volume larutan (L).
M = molaritas (M = mol/L).
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari
tekanan osmose, maka pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran
semipermeabel. Peristiwa ini disebut osmose balik (reverse osmosis),
misalnya pada proses pengolahan untuk memperoleh air tawar dari air laut.
Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih
besar dari hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan
nonelektrolit di atas. Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit
yang terlihat dan hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif
larutan nonelektrolit, menurut Van't Hoff besarnya selalu tetap dan
diberi simbul i (i = tetapan atau faktor Van't Hoff).
Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i
semakin besar, yaitu semakin mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu
molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan encer, yaitu larutan yang
konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i dianggap sama dengan jumlah ion.
Empat macam sifat koligatif larutan elektrolit adalah:
1. Penurunan
tekanan uap,
ΔP = i.P0.XA
2. Kenaikan titik didih
Δtb = i.kb.m
3. Penurunan titik beku
Δtf = i.kf.m
4. Tekanan osmose
p = = i. M. R. T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar