Jumat, 05 Mei 2017

R.A. KARTINI

RA Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Beliau anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya.
Image result for ra kartini

Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani pembantunya.
RA Kartini mengisi hari-harinya dengan membaca tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Jika ada kesulitan, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui bacaan-bacaan inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia meminta diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.
Pada tanggal 13 September 1904 RA Kartini melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Singgih/RM. Soesalit. Tetapi keadaan RA Kartini semakin memburuk meskipun sudah dilakukan perawatan khusus, dan akhirnya pada tanggal 17 September 1904 RA Kartini menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 25 tahun. Kini RA Kartini telah tiada, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati, kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat goresan penanya semasa hidup yang kita kenal dengan buku “HABIS GELAP TERBITLAH TERANG”.
Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. RA Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan. Jadi, sebagai pelajar marilah kita teruskan perjuangan RA Kartini dengan cara belajar yang tekun.
Nilai-Nilai yang dapat kita teladani dari sifat R.A. Kartini antara lain adalah :
1. Sosok yang merakyat
Sifat RA Kartini yang tidak senang disembah dan diagungkan selayaknya seorang bangsawan lainnya. Hatinya lekat kepada rakrat walaupun dia adalah seorang bangsawan tetapi ia tidak gila akan derajat itu. Bahkan RA Kartini akan merasa amat sedih jika ada seorang bangsawan yang menggunakan tingkat kebangsawanannya untuk kepentingan diri sendiri dan merugikan orang lain.
2. RA Kartini merupakan sosok pengasih
Sifat kasih sayangnya ditujukan kepada anak – anak perempuan didiknya, terbukti dengan ungkapannya kepada Ny Abendanon 8 Agustus 1903 yang menyebutkan “ Moga – moga saya diperbolehkan memangku anak – anak itu dan saya akan mengasihi anak – anak itu”.
3. Menghormati orangtua
Walapun memiliki pemikiran sendiri, RA Kartini tetap menghormati kepustusan orangtuanya. Salah satu buktinya ia enuruti permintaan orangtuanya untuk tidak melanjutkan sekolah. Baginya bila menuruti kata hatinya, itu berarti merusakkan hati orangtuanya.
4. Sederhana dan Rajin
Dengan pandangannya yang tidak memperdulikan status RA Kartini mudah bergaul dengan siapa saja dan tetap menjalani hidup sederhana walapun merupakan anak seorang bangsawan. Terbukti saat pernikahannya walapun menikah dengan sesame bangsawan RA Kartini memilih tidak mengadakan pesta dan bahkan tidak memakai pakaian pengantin. Baginya hidup dalam kesederhanaan, kehematan akan mencegah kesengsaraan dimasa mendatang. RA KArtini juga termasuk sosok yang rajin, walapun dia tidak bersekolah tetapi semangat belajarnya masih tinggi dengan membaca buku dan Koran.
5. Selalu optimis dan melihat kedepan
Katika orang memandang suatu cita – cita degan segala keadaan dengan baik dan tidak berburuk sangka, tidak mudah lemah akan cita – citanya makaRA Kartini percaya cita- cita tersebut akan dapat tercapat. Beliau orang yang selalu mengagung – agungkan masa silamnyadan puas dengan pencapaiannya dulu, karena mereka yang mempunyai sifat seperti itu seakan puad dengan hanya membanggakan nenek moyang jaman dahulu.
6. Keseimbangan anrata ilmu pengetahuan dan akhlaq
Bukan hanya ilmu pengetahuan yang penting bagi RA Kartini, namun kecerdasan berfikir dan kecerdasan budi harus sama – sama dimajukan. Bagi kartini yang juga merupakan seorang pendidik, tugas pendidik belum usai jika hanya mencerdaskan fikiran saja, ia harus mendidik budi ata akhlaq muridnya.
Sifat – sifat teladan RA Kartini sekarang ini memang sudah terkikis oleh jaman. Mungkin hanya segelintir orang khususnya wanita yang masih memiliki sifat- sifat positif seperti RA Kartini pada jaman dulu. Namun tidak ada yang perlu disalahkan untuk fenomena ini, jika ingin mengikuti keteladanan RA Kartini mulailah dari diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar